Perkembangan Psikomotor Anak Usia Dini
Oleh: Margaretha
Ada anak yang lebih cepat merangkak, berjalan, dan berlari daripada anak lain seusianya; namun ada juga anak yang kesulitan menggunakan sendok dan garpu. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Dalam ilmu Psikologi, kemampuan menggerakkan dan mengendalikan gerak tubuh disebut sebagai kemampuan motorik. Penjelasan mengenai perkembangan motorik dapat digunakan untuk memahami berbagai perilaku dan gerak anak.
Kemampuan motorik halus dan motorik kasar
Pada dasarnya setiap anak adalah unik. Masing-masing memiliki kemampuan perkembangan dan melalui tahapan perkembangan dengan kecepatannya sendiri-sendiri. Namun secara umum, ada beberapa tahapan perkembangan motoris yang perlu diketahui oleh orang tua dan bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sehingga mereka dapat mengawasi dan mengevaluasi bagaimana tahapan perkembangan motorik masing-masing anak.
Secara umum kemampuan motoris manusia dibagi menjadi dua macam, motorik halus dan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan menggerakkan yang berkaitan dengan otot-otot besar yang ada di tangan, kaki, telapak dan seluruh tubuh; geraka motorik kasar digunakan untuk berjalan, melompat, berlari dan lainnya. Sedangkan kemampuan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus di tangan, pergelangan tangan dan jemari; contohnya seperti memegang pensil atau mainan. Kita perlu membedakan kedua jenis kemampuan motoris ini, karena keduanya dapat menjadi indikasi perkembangan motoris anak. Namun perlu dipahami pula bahwa kedua jenis kemampuan motoris ini dapat saling berkaitan atau hadir secara bersamaan, contohnya: anak yang mampu mengambil barang dari rak memiliki baik motorik kasar dan halus; motorik kasar karena melakukan berjalan ke arah rak dan menggerakkan tangan dan lengan untuk meraih barang dan motorik halus karena mampu memegang mainan. Contoh lainnya, ketika anak yang mampu memungut mainan dari lantai (motorik halus) biasanya telah mampu belajar duduk tegak sendiri (motorik kasar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap gerakan anak terdiri dari koordinasi motorik kasar dan motorik halus, dan kedua jenis kemampuan psikomotorik ini merupakan dasar perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain dan bekerja.
Dalam tabel 1 dijelaskan secara singkat mengenai beberapa tahapan perkembangan motoris anak, dan apa yang dapat dilakukan oleh orang tua atau bunda PAUD untuk melakukan pendampingam pada anak dengan tahapan perkembangan tertentu (Ratna, 2010).
Tabel 1. Beberapa tahapan perkembangan motorik anak
Faktor Menghambat atau Mendukung perkembangan Kemampuan Psikomotor Anak
Perlu dipahami bahwa perkembangan motorik anak dapat berjalan tidak optimal atau terhambat. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menghambat perkembangan motorik anak yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha pendampingan perkembangan psikomotorik anak.
Stimulasi Perkembangan Psikomotor Anak
Tumbuh kembang kemampuan psikomotorik anak juga memerlukan stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Beberapa diantaranya adalah:
Simpulan
Pemantauan kemampuan psikomotorik anak diperlukan terutama untuk memonitor kemajuan psikomotorik dan mengidentifikasi apakah perkembangan anak normal memiliki hambatan. Potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi anak karena merupakan salah satu faktor yang mendukung kemampuan belajar dan bekerjanya. Usaha peningkatan potensi psikomotorik anak juga diperlukan berbagai stimulasi, seperti: berolah raga atau menggunakan alat permainan, melakukan aktivitas fisik seperti melompat, memanjat dan berlari, dan berbaris secara sederhana. Bunda PAUD dapat lebih mendukung perkembangan motorik anak dan lebih memperhatikan susunan interior ruang kelas yang juga berpengaruh dalam proses pembelajaran dalam peningkatan potensi psikomotorik anak.
Referensi
Hartinah, S. (2009). Perkembangan peserta didik. Rafika Adiatma; Bandung.
Ratna, J. (2010). Pendidikan dan pengasuhan Anak. Komisi Keluarga Keuskupan Surabaya; Surabaya.
Sumber :http://margaretha-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-45222-Perkembangan%20Anak-Perkembangan%20Psikomotor%20Anak%20Usia%20Dini.html
Read More ->>
Oleh: Margaretha
Ada anak yang lebih cepat merangkak, berjalan, dan berlari daripada anak lain seusianya; namun ada juga anak yang kesulitan menggunakan sendok dan garpu. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Dalam ilmu Psikologi, kemampuan menggerakkan dan mengendalikan gerak tubuh disebut sebagai kemampuan motorik. Penjelasan mengenai perkembangan motorik dapat digunakan untuk memahami berbagai perilaku dan gerak anak.
Kemampuan motorik halus dan motorik kasar
Pada dasarnya setiap anak adalah unik. Masing-masing memiliki kemampuan perkembangan dan melalui tahapan perkembangan dengan kecepatannya sendiri-sendiri. Namun secara umum, ada beberapa tahapan perkembangan motoris yang perlu diketahui oleh orang tua dan bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sehingga mereka dapat mengawasi dan mengevaluasi bagaimana tahapan perkembangan motorik masing-masing anak.
Secara umum kemampuan motoris manusia dibagi menjadi dua macam, motorik halus dan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan menggerakkan yang berkaitan dengan otot-otot besar yang ada di tangan, kaki, telapak dan seluruh tubuh; geraka motorik kasar digunakan untuk berjalan, melompat, berlari dan lainnya. Sedangkan kemampuan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus di tangan, pergelangan tangan dan jemari; contohnya seperti memegang pensil atau mainan. Kita perlu membedakan kedua jenis kemampuan motoris ini, karena keduanya dapat menjadi indikasi perkembangan motoris anak. Namun perlu dipahami pula bahwa kedua jenis kemampuan motoris ini dapat saling berkaitan atau hadir secara bersamaan, contohnya: anak yang mampu mengambil barang dari rak memiliki baik motorik kasar dan halus; motorik kasar karena melakukan berjalan ke arah rak dan menggerakkan tangan dan lengan untuk meraih barang dan motorik halus karena mampu memegang mainan. Contoh lainnya, ketika anak yang mampu memungut mainan dari lantai (motorik halus) biasanya telah mampu belajar duduk tegak sendiri (motorik kasar). Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap gerakan anak terdiri dari koordinasi motorik kasar dan motorik halus, dan kedua jenis kemampuan psikomotorik ini merupakan dasar perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain dan bekerja.
Dalam tabel 1 dijelaskan secara singkat mengenai beberapa tahapan perkembangan motoris anak, dan apa yang dapat dilakukan oleh orang tua atau bunda PAUD untuk melakukan pendampingam pada anak dengan tahapan perkembangan tertentu (Ratna, 2010).
Tabel 1. Beberapa tahapan perkembangan motorik anak
Usia | Perkembangan psikomotor | Usaha yang dapat dilakukan pengasuh |
12-15 bulan |
|
|
16-18 bulan |
|
|
20-23 bulan |
|
|
24-35 bulan |
|
|
4 tahun |
|
|
5 tahun |
|
|
Faktor Menghambat atau Mendukung perkembangan Kemampuan Psikomotor Anak
Perlu dipahami bahwa perkembangan motorik anak dapat berjalan tidak optimal atau terhambat. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menghambat perkembangan motorik anak yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha pendampingan perkembangan psikomotorik anak.
- Pengaruh biologis. Faktor genetik atau kondisi media dapat mempengaruhi kemampuan motorik anak. Contoh: jika orang tua memiliki sebab genetis kelemahan otot, maka anak juga akan mengalami gangguan motoris otot; atau pada anak dengan autis biasanya sangat sulit meningkatkan kemampuan motoriknya karena kelainan pada kondisi tubuhnya.
- Faktor pola asuh orang tua yang otoriter ataupun terlalu memaksa anak di luar kemampuannya. Apabila orangtua memaksakan peningkatan atau latihan kemampuan psikomotor anak, kebanyakan malah akan merasa canggung, takut salah tidak hingga tidak percaya pada diri sendiri serta merasa tertekan.
- Pengaruh lingkungan. Kemampuan psikomotorik utama pada masa kanak adalah berjalan dan memegang benda, keduanya merupakan dasar bagi perkembangan keterampilan motoris yang lebih kompleks seperti bermain dan belajar. Keterampilan ini berkembang dan atau diajarkan kepada anak pada masing- masing keluarga mereka. Oleh karena itu keluarga merupakan media paling awal yamg mempengaruhi pembentukan perkembangan psikomotorik anak.
- Interior ruang belajar. Perilaku anak juga turut dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya, terutama berupa kondisi fisik tempat (ruangan) dan tata ruang dan peralatan perabot (interior). Ruang yang baik untuk perkembangan motorik anak adalah ruangan yang menyediakan area beraktivitas. Anak suka bereksplorasi dengan tangannya melalui manipulasi dengan benda-benda, terutama alat-alat permainannya. Penggunaan interior sebaiknya seimbang serta menghindari ketidakteraturan atas unsur-unsur perancangan seperti: bentuk perabot, tekstur, warna, penerangan, dan akustik. Jika suatu lingkungan yang dirancang dengan baik, bukan hanya memberikan kemudahan belajar, tetapi juga dapat mengurangi masalah perilaku-perilaku negatif anak. Oleh sebab itu, kelengkapan fasilitas belajar dan bermain serta penataannya yang baik dapat mempengaruhi psikomotorik anak.
Stimulasi Perkembangan Psikomotor Anak
Tumbuh kembang kemampuan psikomotorik anak juga memerlukan stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Beberapa diantaranya adalah:
- Diberikan dasar dasar ketarmpilan untuk menulis dan menggambar
- Keterampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga
- Gerakan geraka permainan, seperti melompat memanjat dan berlari
- Baris berbaris secara sederhana
Simpulan
Pemantauan kemampuan psikomotorik anak diperlukan terutama untuk memonitor kemajuan psikomotorik dan mengidentifikasi apakah perkembangan anak normal memiliki hambatan. Potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi anak karena merupakan salah satu faktor yang mendukung kemampuan belajar dan bekerjanya. Usaha peningkatan potensi psikomotorik anak juga diperlukan berbagai stimulasi, seperti: berolah raga atau menggunakan alat permainan, melakukan aktivitas fisik seperti melompat, memanjat dan berlari, dan berbaris secara sederhana. Bunda PAUD dapat lebih mendukung perkembangan motorik anak dan lebih memperhatikan susunan interior ruang kelas yang juga berpengaruh dalam proses pembelajaran dalam peningkatan potensi psikomotorik anak.
Referensi
Hartinah, S. (2009). Perkembangan peserta didik. Rafika Adiatma; Bandung.
Ratna, J. (2010). Pendidikan dan pengasuhan Anak. Komisi Keluarga Keuskupan Surabaya; Surabaya.
Sumber :http://margaretha-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_detail-45222-Perkembangan%20Anak-Perkembangan%20Psikomotor%20Anak%20Usia%20Dini.html